­
Nama Lengkapku Jadi Korban Perundungan, Hahaha - Pade Pade Maca

Nama Lengkapku Jadi Korban Perundungan, Hahaha

by - Februari 24, 2020

Nama saya Jejek, dengan nama yang tertera di surat-surat penting Moh. Zakariyah. Penamaan dengan akhiran huruf h di belakang kata Zakariya, sering menjadi polemik kecil dan barang candaan oleh orang-orang di sekitar saya. Alasannya sederhana, karena akhiran -h tersebut memiliki alfabet Arab ta' marbutho yang dalam ilmu nahwu disebut lafadz muannas dan identik dengan nama wanita, sebut saja nama Aminah, Maimunah, Muthmainnah, dan lain-lain.

Saya bukan ahli dan alim dalam ilmu nahwu, jadi tidak mungkin rasanya memperpanjang lebarkan masalah huruf ta' marbutho tersebut. Namun, saya hanya akan mengulas sedikit tentang cerita yang ada di nama saya itu.

Tidak terhitung, sudah berapa guru, dosen, kawan, ustadz, bahkan kyai saya sendiri yang menyinggung kata kedua dari nama tersebut. Lucu sih, ketika awal mengetahui nama saya tersebut salah saat kelas 6 SD.

Tidak asing bagi kita, kata Moh. yang ada di kata pertama dalam nama lengkap saya merupakan singkatan dari nama Muhammad, seorang manusia mulia yang menjadi rasul terakhir yang risalahnya berlaku hingga akhir zaman. Sedangakan kata kedua di nama lengkap saya terinspirasi dari seorang nabi yang kisahnya masyhur diceritakan di kitab-kitab salaf. Eitsss, perlu dicatat, yang terinspirasi itu orang tua saya, bukan saya sendiri. Masa iya saya memberi nama saya sendiri?

Nabi Zakaria, seorang nabi dan rasul yang memiliki akhir kisah tragis dengan digergaji lehernya perlahan saat bersembunyi di dalam pohon, karena lari menghindar dari kejaran para kaumnya yang durhaka. Serta kisah yang tidak kalah masyhur dari Nabi Zakaria AS, yaitu ketabahan dan kesabaran beliau dalam menunggu kelahiran buah hati agar menjadi penerus risalahnya. Dan singkat cerita, beliau dikaruniai seorang anak yang dikenal dengan nama Yahya, dan juga seorang nabi dan rasul.

Di Antara Beberapa Kisah

Hampir terlupa dalam membahas nama, karena terbuai membahas kisah singkat dua nabi tersebut. Sebelumnya di paragraf pertama sudah disinggung, kalau akhiran -h di belakang nama lengkap saya menjadi bahan candaan.

Ketika mondok di PP. Khaira Ummah dan PP. Ats-Tsaqalain, tidak terhitung berapa sudah jumlah ustadz yang paham ilmu alat yang menanyakan nama saya tersebut. Sehingga, dengan candaan mengatakan bahwa "Jangan-jangan kamu wanita!". Kemudian disambut dengan tawa kawan-kawan santri. Saya juga tertawa lah, masa iya saya ngambek?.

Sudah sangat banyak guru saya saat di bangku SMP dan SMA yang juga menertawakan nama saya. Namun, yang paling diingat dan merupakan orang pertama yang menegur dengan penamaan Zakariyah adalah Pak Hatman, seorang guru favorit saya saat kelas 6 SD. Kisahnya kurang lebih sama dengan cerita ustadz saya tadi.

Setelah itu, saya bertemu orang-orang hebat yang mengajar saya di kampus. Mereka juga tidak luput mengomentari nama saya tersebut. Karena saya sudah bosan dengan jawaban-jawaban klasik yang mengatakan bahwa saya tidak tahu menahu soal nama dan orang tua saya memberikan nama tersebut pasti ada niatnya.
"Zakariyah, namamu kok ada huruf h-nya?!"
Saya jawab "Salah cetak Akte pak! Hahahaha"

You May Also Like

0 komentar

Pages