Setelah Ini, Jangan Kau Katakan Rindu!
Berapa surat resmi yang sudah kubaca, ada sebagian yang tak kulihat dengan seksama. Aku cari poin pentingnya saja, kuliah daring sampai dengan waktu yang belum ditentukan jadi solusinya.
Korona jadi biang keladi, keadaan di luar semakin tak terkendali. Bukan hanya korban jiwa, banyak dari hal-hal sakral yang batal dari sesuai rencana. Sungguh besar efek pandemi yang sedang melanda bumi tercinta.
Aku kuliah di Semarang, kota dengan yang situs terkenal seribu lawang. Sekarang kuliah lewat daring, seraya diselingi candaan teman di grup WhatsApp yang terkadang garing.
Bosan memang, dan kawanku sudah banyak yang menyegerakan diri dengan pulang.
Selamat pulang kawan, jangan lupa balik dengan berjuta pengalaman. Aku akan duduk di sampingmu mendengarkan, tentang kisahmu dan semua kenanganmu disertai ghibahan.
Aku Tak Siap Merindu
Kawanku di Condrodimuko, HPI-B, dan Mafia Aksara, selamat berjumpa di tempo yang agak lama. Iya, kita akan berjumpa di penghujung bulan Juli tampaknya.
Aku punya sahabat-sahabat hebat di Condrodimuko, dari yang tingkahnya alim sampai yang rada sontoloyo.
Ada kawan-kawan rusuh di HPI-B, mulai yang suka bahas kitab hingga suka ngomongin pil KB.
Bahagia dengan Lera dan Leri Mafia Aksara, mulai dari yang suka corat-coret status WA sampai yang suka menguliti peristiwa via berita.
Semua akan terlewatkan dalam dua, tiga, atau bahkan empat bulan. Kawanku pulang dengan terpaksaan, sebenarnya tidak ada niatan. Bahkan mereka pulang dengan perasaan cemas dan bingung, disitulah mereka akan diuji bagaimana merawat diri di perjalanan dengan ulung.
Pesanku satu, jangan pernah tanya padaku tentang rindu. Aku akan diam membisu dan pura-pura tidak mau tahu. Kata rindu sungguh membuat sayu. Kuharap kau tidak pernah mengatakan bahwa aku sedang merindu.
Baca juga: Kapten Itu Bernama Fajri
2 komentar
Semangat jek
BalasHapusKalau teman-teman pengunjung blog saya bertanya, siapa yang menjadikan saya paham blog, ini dia orangny.
HapusSelalu semangat bab